Prosesi pemindahan " watu manten "

Admin SID 12 September 2019 15:23:46 WIB

        SEMUGIH (Kamis Kliwon 12/09.2019), Terkait proses kelancaran pembangunan JJLS ( Jalur Jalan Lintas Selatan) dan tanpa meninggalkan kaidah lokal dalam hal ini adat dan tradisi budaya daerah, Brantas Abipraya-ADP Jo selaku rekanan yang menangani pembangunan JJLS di Jalan Jerukwudel-Semampir-Duwet, menggelar sebuah prosesi pemindahan situs sejarah di desa Semugih, yaitu “ Watu Manten” . Acara yang sempat menyedot antusiasme ratusan warga tersebut turut serta di rawuhi tamu undangan yakni abdi dalem Keraton Yogyakarta, Camat Rongkop, Kepala Desa Semugih, Dukuh Bendorubuh, Dukuh Semampir beserta jajaran TNI, Polisi dan tokoh masyarakat.

Pemindahan "Watu Manten" (Batu Pengantin) tersebut dilakukan karena letak batu yang berada di tengah jalur pembangunan jalan, sehingga agar terlaksananya kelancaran pembangunan, yang rencananya batu tersebut akan di pindah ke tepi barat badan jalan.

Adapun susunan acara prosesi pemindahan Watu Manten adalah sebagai berikut:

  1. Pambuko/Doa : Bp. Wisto Hadi Wiyono
  2. Genduri : Bp. Suparjo, S.Pd.
  3. Tahlil  : abdi dalem Keraton Yogyakarta
  4. Pasrah ageman temanten : Bp. Agung Danarta, S.Sos.MSE. (Camat Rongkop)
  5. Panampi : Bp. Sugiyarto, S.Pd (Kepala Desa Semugih)
  6. Nglepas Sawung : Bp. Raden Mas Hertriasning
  7. Siraman tirto suci : Bp. Agung Danarta, S.Sos.MSE. (Camat Rongkop)
  8. Simbolis pemecahan Selo Manten : Pelaksana Brantas Abipraya-ADP Jo
  9. Ngintun Sekar dating dusun sendang : Bp. Diyono
  10. Panutup

Di tengah teriknya matahari , masih banyak masyarakat yang masih setia mengikuti prosesi ini. Acara berlangsung dengan runtut, termasuk pelepasan sepasang Sawung (ayam Jawa) oleh beliau RM Hertriasning , penyiraman batu dengan tirto suci , berlanjut dengan penyerahan ageman temanten (baju pengantin) oleh Camat rongkop kepada Kepala Desa Semugih untuk selanjutnya disimpan di Balai Desa Semugih. Acara berakhir dengan simbolisasi pengerukan batu menggunakan alat berat (bego).

            Legenda dari Watu Manten ini sendiri, sampai saat ini masih melekat di masyarakat dan sudah ada sejak jaman para Wali.

(Tim SID)

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung