Sosialisasi gapura lar badak dan umbul-umbul podhang ngisep sari
Admin SID 12 September 2019 12:42:56 WIB
SEMUGIH (12/09/2019), Tempo hari lalu, tepatnya Rabu 11 September 2019 Dinas Kebudayaan Gunungkidul bersama Dewan kebudayaan Gunungkidul kerso ngrawuhi ke balai desa Semugih dalam tajuk acara “Sosialisasi Gapura Lar Badak dan Umbul-Umbul Podhang Ngisep Sari”. acara di hadiri dari jajaran perangkat desa Semugih dan tamu undangan sebagai peserta, serta Dewan Kebudayaan Gunungkidul sebagai Narasumber`
Berdasar Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta , menjadi kewajiban kita bersama untuk melestarikan berbagai karya Arsitektur Tradisional Yogyakarta, termasuk bangunan gapura itu sendiri, yang banyak memiliki filosofi dan simbol/lambang yang memiliki pengertian sangat mendalam.
Materi yang pertama disampaiakn oleh beliau Drs. Sunarto Utomo yaitu Gapura Lar Badak, adapun pengertian dari kata “Gapura” itu sendiri mempunyai maksud sebagai suatu struktur yang merupakan pintu masuk/gerbang masuk/batas menuju ke suatu kawasan/wilayah tertentu. Gapura Lar Badak itu sendiri diambil dari kata “Elar” yang artinya sayap burung dan “Badhak” yang merupakan binatang yang berukuran besar dan kuat. Hal ini mempunyai sebuah pesan moral tersendiri khususnya dari Keraton Yogyakarta yang dimunculkan pada lambang/simbol, sayap burung jumlahnya dua dan badhak memiliki kekuatan yang luar biasa, maka dalam penerapannya sayap itu posisinya berada disamping kiri dan kanan pintu masuk / keluar gapura.
Terdapat banyak filosofi dan makna dari Gapura Lar Badhak itu sendiri, namun yang dapat kami rangkum adalah melambangkan kesucian, mekarnya tunas muda, cipta rasa karsa, mengayomi, gotong-royong serta melambangkan masyarakat yang senantiasa menyatu dengan pemimpinnya.
Materi yang kedua disampaikan beliau C.B Supriyanto, SIP. tentang Umbul-umbul Podhang Ngisep Sari. Filosofi Pembangunan Podhang Ngisep Sari sebenarnya memiliki makna yang sangat mendalam bagi Kabupaten Gunungkidul,karena mengandung pengertian mengisap potensi alam baik berupa tumbuh-tumbuhan, bukit, pantai, goa, batu batuan yang itu semua sangat menguntungkan bagi masyarakat Gunungkidul. Hanya saja di Kabupaten Gunungkidul dimasyarakatkan sekitar tahun 90 an, melalui pemasangan Umbul-umbul Podhang Ngisep Sari, meski pada awalnya berupa bendera.
Berasal dari kata “Podhang” lengkapnya kepodhang kata nama burung pemakan serangga & buah buahan berbulu kuning cerah,sedikit berbulu hitam pada kepala dan sayap. “Ngisep” dari kata dasar ingsep yg berarti menyerap dan “sari” diambil dari asri, endah berkaitan dengan kata sari tersebut berarti madu bunga,maka Podhang ngisep sari berarti seekor burung kepodhang yang sedang menghisap madu yang terdapat pada bunga. Maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Podhang adalah segenap lapisan masyarakat Gunungkidul , Ngisep : usaha untuk memiliki dengan mengambil manfaat segenap potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Gunungkidul dengan tidak merusak lingkungan sama sekali, bahkan saling menguntungkan, Sari : digambarkan bunga,lengkapnya madu bunga yang dapat diartikan segenap potensi yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul baik berupa flora,fauna maupun alam.
Gapura Lar Badhak dan Umbul-umbul Podhang Ngisep Sari merupakan ciri khas Kabupaten Gunungkidul.
(Tim SID/red).
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- OPERATOR SIPD UNTUK PELAKSANAAN PENGISIAN E-MUSRENBANG SE KAPANEWON RONGKOP
- DESK ADMINISTRASI PELAKSANAAN KEGIATAN DARI KAPANEWON RONGKOP
- APEL RUTIN SENIN PAGI KALURAHAN SEMUGIH 18 NOVEMBER 2024
- ASAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA (Pokok-Pokok Kebijakan Pengelolaan Keuangan Desa)
- PELANTIKAN KPPS KALURAHAN SEMUGIH
- HARI JADI KALURAHAN SEMUGIH KE - 108
- APEL RUTIN SENIN PAGI KALURAHAN SEMUGIH (7-10-2024)